Metode pembelajaran kooperatif membantu siswa belajar secara aktif, melatih kerja sama, dan menumbuhkan tanggung jawab individu. Salah satu model yang efektif adalah metode Jigsaw.Metode Jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson (1978). Metode ini menekankan kerja sama dalam kelompok kecil, di mana setiap anggota memiliki tanggung jawab mempelajari dan mengajarkan bagian materi tertentu kepada anggota lainnya.
Tujuan:
-
Meningkatkan pemahaman konsep.
-
Menumbuhkan tanggung jawab individu dan kelompok.
-
Mengembangkan keterampilan komunikasi dan berpikir kritis.
-
Mendorong kerja sama dan saling ketergantungan positif
Langkah-Langkah Pelaksanaan:
-
Bentuk kelompok asal (4–6 siswa per kelompok).
-
Bagikan materi — tiap anggota mendapat topik berbeda.
-
Bentuk kelompok ahli untuk mendalami topik.
-
Diskusi dalam kelompok ahli.
-
Kembali ke kelompok asal dan saling mengajar.
-
Lakukan evaluasi individu dan kelompok.
Peran Guru dan Siswa:
Guru:
-
Fasilitator dan pembimbing proses belajar.
-
Menyiapkan materi dan mengatur dinamika kelompok.
Siswa:
-
Aktif belajar dan mengajarkan materi kepada teman.
-
Bertanggung jawab atas bagian materi yang dipelajari
Kelebihan:
-
Melatih komunikasi dan kerja sama.
-
Meningkatkan keaktifan dan motivasi belajar.
-
Memperdalam pemahaman konsep.
Kelemahan:
-
Membutuhkan waktu lebih lama.
-
Memerlukan kesiapan siswa dan pengelolaan kelas yang baik.
Contoh Penerapan dikelas
Mata pelajaran: MATEMATIKA (Topik: Data Ekonomi Negara ASEAN)
-
Setiap siswa mempelajari satu negara: Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, Filipina.
-
Setelah berdiskusi di kelompok ahli, siswa kembali ke kelompok asal dan saling mengajarkan tentang negaranya masing-masing.
Penilaian:
-
Penilaian individu melalui kuis atau tes pemahaman.
-
Penilaian kelompok berdasarkan kerja sama dan hasil diskusi.
-
Refleksi dan umpan balik dari guru serta antar siswa